Wanita Es~
Aku mengenalnya saat dipertemukan di satu kelas besar, yang memang pada kelas itu dikumpulkan orang-orang yang lulus pada jalur yang sama. Dia memang dikenal sebagai wanita periang, humble dan juga santun. Sedari awal dia juga memang sudah sangat mengerti tentang batasan aurat wanita. Tidak secara kebetulan (takdir Allah), kami tiba-tiba saja akrab bahkan ia juga sesekali menginap di kostku untuk sekedar bercerita denganku. Nyatanya dia memang sangat suka bercerita, sedang aku senang menulis. Ia suka ceritanya ditulis, dan aku suka menulis cerita orang lain. Mungkin itulah sebabnya aku menjadi dekat dengannya, Afifah.
Namun, entah mengapa seiring waktu berjalan hubungan kami juga teriring jauh. Kemungkinan besar karena kami sudah pisah kelas. Tapi sapaan-sapan kecil saat kami berpapasan di koridor kampus dan senyumnya yang khas masih sangat sering kujumpai.
Tiba di semester ketujuh, Alhamdulillah segala pujian untuk Allah, kami lagi-lagi dipertemukan dalam satu program mata kuliah yaitu KKN. Bermula dari KKN inilah babak baru dalam hidupku juga kumulai karena dipertemukan dengan teman-teman posko yang lisan dan perbuatannya selalu basah dengan perintah Allah. Aku sangat bersyukur akan hal itu.
Jauh sebelum KKN, Afifah memang sudah lebih dulu menggunakan hijab syar'i. Dan selama ber-KKN 30 hari dengannya, aku belajar banyak sekali hal baru. Mungkin lewat wasilah itu pulalah aku memantapkan diriku untuk juga menggunakan pakaian sesuai tuntunan Al-Qur'an. Mungkin ia tak tahu, tapi dialah salah satu orang yang menyokong niatku itu. Semoga Allah menjaga dia selalu♡
Ada banyak sekali kebaikakan yang ia berikan kepadaku, dan aku tak akan pernah bisa memperhitungkannya. Cukuplah Allah sebaik-baik penghitung di yaumul hisab. Meski sifatnya yang sangat-sangat cuek dan terkadang acuh, aku tau dia selalu diam-diam merencanakan kebaikan dalam hatinya. Dia wanita kuat yang sangat kukagumi, namun gampang sekali meneteskan air mata sampai matanya bengkak saat mendengar kajian ustadz/ustadzah.
Sebenarnya aku lebih menyukai sosoknya saat berada didepanku, dibandingkan dengan berbicara melalui chat. Argh, sungguh kuyakin semua orang akan berbicara hal demikian. Namun ada satu waktu, Afifah mengirimkanku pesan yang membuatku seperti membaca pesan cinta. Agak canggung memang, tapi aku senang karena lama tak melihatnya seperti itu:').
Pesannya tertulis seperti ini:
Dulu aku sangat mendambakan bisa lulus di Sengkang, alasannya supaya aku bisa bercengkerama lagi dengan Afifah. Tapi karena satu dua hal, rasanya sungguh berat meninggalkan Belopa, tempat besarku♡. Aku sebenarnya tau persis alasannya mengapa aku betah akhir-akhir ini disini. Hm. Biarlah itu menjadi rahasiaku dengan Allah. Afifah, kamu pasti akan tau suatu hari nanti:')
Sampai sini dulu.
Sekian.
Namun, entah mengapa seiring waktu berjalan hubungan kami juga teriring jauh. Kemungkinan besar karena kami sudah pisah kelas. Tapi sapaan-sapan kecil saat kami berpapasan di koridor kampus dan senyumnya yang khas masih sangat sering kujumpai.
Tiba di semester ketujuh, Alhamdulillah segala pujian untuk Allah, kami lagi-lagi dipertemukan dalam satu program mata kuliah yaitu KKN. Bermula dari KKN inilah babak baru dalam hidupku juga kumulai karena dipertemukan dengan teman-teman posko yang lisan dan perbuatannya selalu basah dengan perintah Allah. Aku sangat bersyukur akan hal itu.
Jauh sebelum KKN, Afifah memang sudah lebih dulu menggunakan hijab syar'i. Dan selama ber-KKN 30 hari dengannya, aku belajar banyak sekali hal baru. Mungkin lewat wasilah itu pulalah aku memantapkan diriku untuk juga menggunakan pakaian sesuai tuntunan Al-Qur'an. Mungkin ia tak tahu, tapi dialah salah satu orang yang menyokong niatku itu. Semoga Allah menjaga dia selalu♡
Ada banyak sekali kebaikakan yang ia berikan kepadaku, dan aku tak akan pernah bisa memperhitungkannya. Cukuplah Allah sebaik-baik penghitung di yaumul hisab. Meski sifatnya yang sangat-sangat cuek dan terkadang acuh, aku tau dia selalu diam-diam merencanakan kebaikan dalam hatinya. Dia wanita kuat yang sangat kukagumi, namun gampang sekali meneteskan air mata sampai matanya bengkak saat mendengar kajian ustadz/ustadzah.
Sebenarnya aku lebih menyukai sosoknya saat berada didepanku, dibandingkan dengan berbicara melalui chat. Argh, sungguh kuyakin semua orang akan berbicara hal demikian. Namun ada satu waktu, Afifah mengirimkanku pesan yang membuatku seperti membaca pesan cinta. Agak canggung memang, tapi aku senang karena lama tak melihatnya seperti itu:').
Pesannya tertulis seperti ini:
Dulu aku sangat mendambakan bisa lulus di Sengkang, alasannya supaya aku bisa bercengkerama lagi dengan Afifah. Tapi karena satu dua hal, rasanya sungguh berat meninggalkan Belopa, tempat besarku♡. Aku sebenarnya tau persis alasannya mengapa aku betah akhir-akhir ini disini. Hm. Biarlah itu menjadi rahasiaku dengan Allah. Afifah, kamu pasti akan tau suatu hari nanti:')
Sampai sini dulu.
Sekian.
Komentar
Posting Komentar