MAAF
Teruntuk orang-orang yang kusakiti hatinya beberapa hari terakhir; sungguh, aku ingin memelas maaf pada kalian.
Aku memang sengaja untuk acuh dan mengabaikan. Karena ada sesuatu yang harus kujaga. Emosiku. Tidak butuh waktu sebentar untuk memulihkan hati yang baru saja retak dan kecewa.
Setiap orang pasti punya cara sendiri untuk berbenah. Dan tadaa~ beginilah caraku berbenah agar bangkit kembali; agar asaku bisa kurajut kembali. Menyembunyikan diri; ialah start terbaikku ketika baru saja jatuh.
Iya. Aku tau. Sudah banyak sekali yang menasehatiku.
"Sabarlah, Allah belum mengizinkanmu"
"Belum rezeki"
Sampai ucapan "Alhamdulillah" aku sudah mendengar semua itu.
Sampai satu kalimat yang kudengar dari seseorang, alhamdulillah 'ala kulli hal (segala puji bagi Allah atas semua keadaan), wah rasanya hatiku sedikit tenang.
Semestinya aku harus terus memberi sugesti pada diriku, bahwa; semua yang menimpaku sudah menjadi qadar-Nya Allah, bahkan ribuan tahun sebelum ku terlahir.
Qadarullah.
Qadarullah.
Walhamdulillah.
Haaa~
Mungkin saja 'itu' bukanlah yang terbaik.
Mungkin saja ada sesuatu besar dan 'baik' yang sedang disiapkan.
Mungkin saja aku yang terlalu bermental penyerah.
Hm. Aku sadar apa yang kulakukan kepada kalian adalah kesalahan yang sangat fatal. Namun aku harus meminta maaf kembali karena aku butuh waktu sedikit lebih lama untuk menyembuhkan hatiku sekaligus mengobati hati yang terluka karena kegagalanku.
Oleh karenanya, lupakan aku sejenak dan kembalilah pada kesibukan kalian.
Doakan saja hatiku, agar bisa sekuat kalian saat berada dalam fase jatuh dan bangkit.
Aasiff:(
Komentar
Posting Komentar