Tentang langit, dan juga harapku

Kutatap langit malam itu
Aku mendapati banyak gugus bintang
Bulan pun tersenyum padaku
Aku membalas senyumnya
Namun senyuman bulan lebih menawan
Dibandingkan semburat senyum diwajahku

Kutatap langit pagi di hari esoknya
Namun tak ada satupun burung bersahutan dibalik awan
Awan tebal dan hitam membekam sinar mentari
Tetesan-tetesan air mulai berisik di atas genting kamarku
Rinai hujan pun semakin deras
Ingin rasanya kuletakkan harapku ditanah
Agar saat mentari datang
Harapku bisa menguap bersama dengan genangan air hujan

Lalu kutatap lagi langit di sore hari
Awan-awan bergumul di cakrawala
Membentuk klise berwarna violet, jingga dan merah muda
Burung camar berseliweran di atas kepalaku
Kemudian kutundukkan pandanganku ke laut
Berharap angan-anganku dapat larut hilang di lautan

Akhirnya aku berhenti menatap langit
Aku memilih untuk membenamkan wajahku
Entah sampai kapan masanya
Mungkin sampai harap dan anganku
Sudah benar-benar larut dan menguap

Ataukah mungkin sampai seorang asing
Datang menghampiriku dan memungut angan itu
Untuk menjadi impian di masa depan
Dan mengubah semua stereotip 
Yang tertancap parah dalam memoriku

Harapku
Kemungkinan yang terakhir adalah nyata.






Komentar

Postingan Populer