Kunci Surga yang paling dekat
Ada seorang pengusaha yang sangat sukses dan sudah mempunyai ratusan karyawan. Namun kesuksesan dunia yang ia raih tak lantas membuat ia lupa dengan akhirat. Dia sangat rajin beribadah, puasa wajib dan sunnah, bahkan setiap tahun rutin memberangkatkan karyawan-karyawannya untuk melaksanakan umroh.
Suatu hari, ia sedang duduk bersama teman lamanya, temannya yang saat itu adalah seorang da'i dan pengajar di pondok pesantren. Pengusaha ini sangat rajin mengais-ngais ilmu tauhid dan fiqih pada temannya tersebut.
Sampai pada suatu ketika, ponselnya berdering. Ia bersegera melihat layar handphonenya lalu keningnya mengerut. Tanpa mengangkat dia hanya menekan tombol kunci agar handphonenya berhenti berdering. Kemudian, handphonenya berdering kembali, tapi lagi-lagi dia melakukan hal yang sama.
Karena geram; teman karib pengusaha tersebut mencoba untuk tahu siapa sebenarnya yang ada di ujung telepon. Dengan nada yang keras dia berkata kepada pengusaha tersebut; "ANGKAT!!"
Dengan wajah yang terpaksa dan tangan yang malas untuk meraih handphone dari tangan sahabatnya itu, dia pun mengangkat teleponnya.
"Iya, Bu. Kenapa" katanya dengan nada malas
"Ibu kangen, ndoo.. Kapan kamu pulang? Ibu pengen liat wajah kamu" jawab seorang wanita tua diseberang telepon.
"Aku ni sibuk banget bu, pekerjaan aku banyak" jawab pengusaha itu memelas
-------------------------------------------
Celaka. Sungguh Celaka!!!
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim no. 2551)
Sesungguhnya surga itu sangat dekat. Untuk apa kita mencoba meraih surga yang jauh dengan jemari bila surga itu sedekat urat leher? Wallahi, semua amalan yang kita lakukan, dari yang wajib sampai yang sunnah, bila tak diiringi dengan birrul walidain maka musnahlah semua.
Sesungguhnya kunci surga terdekat ada pada orang tua kita.
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
Komentar
Posting Komentar