Aku Mau Negeri Ini Segera Pulih

Saat ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Beribu-ribu mahasiswa, bahkan pelajar stm dan ojol serta masyarakat dari berbagai substansi turun ke jalan, mengalihfungsikan fungsi jalan, untuk menyuarakan isi kepala mereka yang tidak sesuai dengan isi kepala dp_. Sebenarnya kegiatan demo atau unjuk rasa atau demonstrasi atau kuliah di jalan sudah sangat familiar disaksikan. Namun yang terjadi kali ini, sungguh sangat menggoncang bumi pertiwi, karena tak hanya terjadi di satu titik tetapi terjadi di berbagai wilayah dengan satu tujuan yang sama. Dari sini aku sadar bahwa, negeriku sedang tidak baik-baik saja.
Banyak korban berjatuhan, baik dari pihak aparat maupun mahasiswa. Dan masing-masing merasa bahwa -akulah- yang benar dengan perbuatanku. Mahasiwa yang melawan karena aparat terlalu brutal, pun aparat menyerang karena mahasiwa terlalu anarki.

Aku tak ingin membahas terlalu jauh. Aku takut bila ada kataku yang kurang tepat dan dianggap sebagai suatu bentuk penghinaan terhadap p___den, bisa-bisa aku akan dipidana dan di denda belasan juta padahal aku hanyalah seorang pengangguran yang sedang ingin memperjuangkan Kartu Pra Kerja (KPK). Ah menyebut KPK pun sudah sangat menjadi hal yang sensitif saat ini.

Sebagai pengguna sosial media sekaligus penonton demo di depan layar, aku sendiri bingung harus menanggapi seperti apa fenomena demonstrasi ini. Apakah harus kuingkari ataukah kudukung?
Jiwa patriot dan nasionalisme yang ada dalam diriku bersuara bahwa aku mendukung ini, bagaimana tidak? Indonesia tempatku berdiri selama lebih dari dua puluh tahun sedang bergejolak, bukan hanya dari segi pancasilanya namun juga ada beberapa oknum yang menyisipkan kata radikal dalam agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Indonesia, yaitu islam radikal. Sungguh banyak sekali kesakitan yang sedang dikandung oleh Indonesiaku.

Namun dari sisi agama dan kepercayaan, sepertinya aku harus mengingkarinya. Kita sebagai seorang muslim, menjadi sebuah aqidah bahwasanya  taat kepada pemimpin itu wajib hukumnya meskipun ia dzolim. Adapun jika kita ingin menasehatinya, ada adab-adab yang harus kita perhatikan. Tak ingatkan kita pada kisah tabi'in Hasan Al-Bashri tatkala mendatangi penguasa atau gubernur Al-Hajjaj Bin Yusuf diistananya untuk menasehatinya meskipun ia hampir dibunuh kalau bukan Allah yang menolongnya? Nah itulah adab. Dalam menasehati pemimpin ada rambu yang harus kita ikuti. Tidak harus dengan mencela dan membuka  semua aib-aib pemimpin di muka umum.

Wallahua'lam. Aku tak ingin dianggap sebagai netizen yang hanya pandai berbicara. Namun inilah salah satu tuntutan kita sebagai seorang muslim, amar ma'ruf nahi mungkar. Apa salahnya bagi kita memposisikan diri kita serendah-rendahnya di hadapan Allah, bersujud kepada-Nya dan berdoa? Yakinlah teman bahwa doa adalah senjata terbaik kita, lebih baik dan lebih kuat dari senjata aparat, dari semprotan air dan gas air mata yang diluncurkan pol__i.

Meri kita doakan pemimpin kita, doakan orang-orang yang ada didalam gedung-gedung itu, agar mereka diberi taufiq dan hidayah oleh Allah dan mampu memposisikan dirinya sebagai rakyat bukan sebagai pelayan rakyat saja. Ah mungkin saja mereka tak punya hewan ternak jadi mereka tak tahu bagaimana rasanya jadi orang yang harus selalu mengawasi ternak agar tak masuk di kebun tetangga. Eh maaf. Kebawa😌

Sekian.

#indahnyanegeriku

Komentar

Postingan Populer