In My Space Without You, Mom!
Saturday, 17th ‘16
in my space without you.
Untuk Ibuku tercinta, bidadari sesungguhnya yang ada di duniaku.
Ibu, aku bingung harus memulainya dari mana. Tapi tahukah kamu Ibu? Aku baru saja mempikanmu. Di dalam mimpi itu kau memintaku untuk membaringkan kepalaku di pangkuanmu, lalu kau membelai perlahan rambutku. Kau menatapku dalam-dalam, seakan kau telah lama tak bersua denganku. Aku balik menatapmu namun tiba-tiba saja kau menghilang seperti asap. Tahukah betapa takutnya aku saat itu Ibu. Untuk kesekian kalinya aku kau tinggalkan lagi dan lagi.
Ibu, akhir-akhir ini - oh tidak, maksudku di tahun ini aku mendapatkan kemalangan yang berlimpah ruah Ibu. Tapi tenang saja, aku yakin semua yang terjadi itu karena aku sedang diuji oleh Allah. Untung saja sifat gigih dan sabar yang kau miliki itu juga mengalir dalam diriku. Jika tidak, oh Tuhan aku tak tahu lagi Ibu bagaimana caraku melanjutkan hidup.
Ibu, andai saja ragamu masih ada disini, percayalah aku sangat membutuhkan tanganmu untuk menghapus air mataku. Aku tak mungkin meminta Ayah yang melakukan hal itu. Cukup beban hidupku yang ia pikul Ibu. Aku tak ingin membiarkan Ayah melihat air mata cengengku ini. Aku tak ingin menambah bebannya lagi. Jika boleh meminta kepada Tuhan, sungguh aku hanya ingin satu hal. Aku ingin kau kembali ke dunia sebentar saja untuk menyeka peluh kerinduan Ayah. Aku sangat tahu bahwa ia sangat merindukanmu. Aku melihat dari bagaimana cara Ayah menenggelamkan wajahnya dalam-dalam saat memanjatkan doa disamping kuburanmu beberapa hari lalu.
Tapi aku percaya Ibu, meskipun ragamu tak lagi ada di dunia ini, aku yakin kasih sayangmu akan hidup abadi dalam hatiku, hati Ayah, dan hati kakak-kakakku. Jangan pernah berhenti hadir di dalam mimpiku Ibu karena hanya lewat mimpilah aku bisa menumpahkan rasa rinduku ingin bersua denganmu.
Anakmu tersayang.
Komentar
Posting Komentar